Gas 3 Kg Di Tanggamus Menghilang

banner 728x90

GERBANGREPUBLIK.COM – (Tanggamus). Menjelang lebaran Idul Fitri 2017, masyarakat Kabupaten Tanggamus resah akibat menghilangnya gas elpiji ukuran 3 kilogram (gas melon).

Gas melon ini sudah “menghilang” di pangkalan dan pengecer dihampir semua wilayah Kabupaten Tanggamus  sejak dua pekan  menjelang lebaran menghilang di Kabuaten Tanggamus.

Kalaupun ada harganya menjadi “mencekik leher” dikisaran Rp30 ribu sampai Rp35 ribu per tabung.  Keresahan warga terutama ibu-ibu semakin menjadi karena hingga H-1 atau sehari jelang lebaran belum ada tanda-tanda stok si melon kembali normal.

“Sudah dua minggu ini tidak ada pengiriman gas elpiji ukuran 3 kilogram. Semua tabung kosong, dan belum ada kepastian kapan ada pengiriman,” kata Yanto, salah seorang agen  elpiji di Kotaagung, Sabtu (24/6/2017).

Yanto mengaku kasihan kepada warga yang bolak-balik membawa  tabung gas melon kosong, tetapi pulang dengan tangan hampa. “Saya tida bisa membayangkan begitu kelimpunganya warga, karena sangat membutuhkan gas untuk membuat kue dan masak untuk lebaran,”katanya.

Kondisi ini membuat warga  terpaksa kembali menggunakan kompor minyak tanah. “Saya terpaksa beli kompor sumbu dan menggunakan minyak tanah daripada tidak masak,” ujar Fitri, warga Kelurahan Pasarmadang, Kecamatan Kotaagung.

Dia mengaku tidak ada pilihan selain menggunakan kompor sumbu, meskipun harus membeli mahal minyak tanah. “Harusnya pemerintah bergerak cepat mengatasi persoalan ini. Ini sangat serius dan mendesak karena menyangkut hajat hidup orang banyak,”katanya.

Jeritan warga Tanggamus  tentang menghilangnya gas melon ini telah menjadi topik hangat, mengalahkan isu mahalnya harga daging sapi dan kerbau yang menembus level Rp150 ribu per kilogram.

“Mana mau masak daging, masak sayur. Bingung kami. Terpaksa masak pakai kayu bakar, karena saya sudah tidak punya kompor minyak tanah lagi,” kata Lastri, warga Kotaagung Timur.

Dikatakannya, dia dan warga lainya sudah berburu gas elpiji kesemua warung dan pangkalan hingga luar kecanatan tetapi semua kosong. “Semua tempat kosong, jadi otomatis kita kesulitan untuk memasak apalagi menghadapi lebaran ini memang sangat bergantung pada gas elpiji,” keluhnya.(say)

Respon (0)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *